Gingerbread bukan sekadar sajian lezat yang menyenangkan selama musim Natal. Lebih dari sekadar kue manis dengan aroma rempah-rempah yang harum, gingerbread menyimpan kisah panjang dan budaya yang menciptakan keajaiban dalam setiap gigitannya.
Jejak Sejarah
Sebelum kita meresapi kenikmatan gingerbread, penting untuk melihat ke belakang dan memahami asal-usulnya. Gingerbread telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Natal sejak Abad Pertengahan di Eropa. Dalam bentuk awalnya, gingerbread lebih dikenal sebagai kue rasa rempah yang lembut dan dihidangkan dalam bentuk yang berbeda-beda di berbagai negara.
Meskipun akarnya berasal dari Eropa, seiring waktu, resep gingerbread beradaptasi dengan kekayaan rempah-rempah dan bahan-bahan lokal setiap wilayah, menciptakan variasi yang unik dan menarik. Terlebih lagi, perjalanan para pedagang membawa rempah-rempah seperti jahe, kayu manis, dan cengkeh dari tempat-tempat jauh, membuat resep gingerbread semakin bervariasi.
Jahe dan Rempah-Rempah: Bintang Utama dalam Gingerbread
Sumber: Washington Crossing Historic Park
Keistimewaan gingerbread tak terlepas dari peran jahe dan rempah-rempah lainnya. Jahe memberikan sentuhan pedas yang khas, menciptakan keseimbangan rasa dengan manisnya adonan. Rempah-rempah seperti kayu manis, cengkeh, dan bubuk vanila membuat rasanya semakin kuat di setiap gigitan.
Tak hanya memberikan kenikmatan rasa, rempah-rempah dalam gingerbread juga memiliki sejarah panjang sebagai bahan yang dipercaya memiliki khasiat sebagai obat. Sejak zaman dahulu, jahe dikenal karena sifat anti inflamasiantiinflamasi dan pencernaan yang baik, menjadikannya bahan yang dianggap penting di berbagai budaya. Maka dari itu, gingerbread bukan hanya sekadar hidangan lezat, tetapi juga membawa manfaat kesehatan dalam setiap potongannya.
Tradisi Membuat Gingerbread House
Salah satu tradisi yang paling terkenal terkait gingerbread adalah pembuatan rumah gingerbread (Gingerbread House). Kegiatan ini tidak hanya menciptakan karya seni yang lezat tetapi juga meningkatkan kebersamaan dan kegembiraan di antara keluarga, terutama anak-anak.
Membangun gingerbread house membuat kreativitas anak-anak berkembang sambil mengajarkan mereka keterampilan dasar dalam memasak. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kreasi kue Natal ini juga tidak terbatas pada kue saja.
Royal icing digunakan sebagai "semen" yang menahan struktur rumah, dan berbagai permen warna-warni serta gula-gula digunakan sebagai dekorasi. Inilah saat yang tepat bagi anak-anak untuk merancang rumah impian mereka sendiri dengan imajinasi tanpa batas.
Bagaimana Nasib Gingerbread Kini?
Gingerbread tidak hanya menjadi bagian dari tradisi Natal, tetapi juga telah memiliki penggemar sendiri dalam kuliner modern. Banyak koki dan toko kue kini menghadirkan inovasi pada resep klasik gingerbread. Mulai dari kue gingerbread dengan isian krim keju hingga donat beraroma jahe, gingerbread tidak lagi terbatas pada bentuk rumah tradisional.
Dalam upaya untuk memenuhi berbagai selera, produsen makanan juga menciptakan versi yang lebih sehat dari gingerbread, menggantikan sebagian gula dengan pemanis alami dan menggunakan bahan organik.
Rekomendasi Gingerbread untuk Natal: M&S Mini Gingerbread Biscuit
Gingerbread bukan sekadar kue Natal biasa. Di balik setiap potongannya tersimpan sejarah panjang, nilai budaya, dan tradisi yang terus hidup. Bagi anak-anak, gingerbread bukan hanya kue yang lezat tetapi juga sarana untuk belajar dan berkreasi.
Tak mau ketinggalan dengan tren gingerbread, M&S juga memiliki produk gingerbread yang sempurna sebagai teman minum teh. M&S Mini Gingerbread Biscuit rasa jahenya tergolong ringan. Jadi buat kamu yang belum pernah mencoba kue jahe tapi tidak suka aroma jahe yang kuat, kamu bisa cicipi biskuit ini.
Mencari cemilan lezat lainnya untuk perayaan Natal? Kamu bisa lihat koleksi snacknya disini. Happy holiday!