5 NEGARA INI PUNYA TRADISI UNIK SAAT TUNJUKKAN PERHATIAN – Tasty Snack Indonesia

5 NEGARA INI PUNYA TRADISI UNIK SAAT TUNJUKKAN PERHATIAN

Dikenal sebagai salah satu negara dengan warga yang ramah di kalangan wisatawan mancanegara, Indonesia memang memiliki kekayaan budaya yang melimpah, termasuk terkait soal tata krama. Ramah tamah adalah salah satu bentuk tata krama yang diajarkan oleh nenek moyang orang Indonesia secara turun-temurun dan mendarah daging membentuk karakter bangsa Indonesia.

Di Indonesia sendiri, ada beberapa tradisi unik yang berlaku ketika ingin menunjukkan perhatian kepada sesama, misalnya ngejot di Bali. Ngejot adalah tradisi memberi makanan kepada tetangga muslim menjelang hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Kegiatan ini adalah bentuk toleransi yang tinggi sekaligus perhatian kepada sesama manusia. Lalu bagaimana dengan tradisi yang menunjukkan perhatian atau kepedulian di negara lain? Yuk kita bahas satu per satu!

 

 

AFRIKA SELATAN: UBUNTU

Meskipun dipopulerkan oleh para pemimpin Afrika Selatan seperti Nelson Mandela dan Uskup Agung Desmond Tutu, ubuntu adalah cara berpikir orang Afrika Selatan. Kata tersebut berasal dari pepatah Nguni ‘umuntu ngumuntu ngabantu’ yang diartikan "a person is a person through other persons". Di Malawi, ubuntu disebut uMunthu, sementara di Zimbabwe disebut unhu. Apapun sebutannya, istilah ini artinya sama yaitu ‘saya ada karena kita ada’. Prinsip hidup seperti ini mengajarkan mereka untuk hidup saling membantu dan mengutamakan kepentingan kelompok daripada pribadi.

Dengan kata lain, pencapaian kita selama ini tidak terlepas dari bantuan orang-orang di sekitar kita. Dengan prinsip hidup seperti ini, orang-orang Afrika Selatan senang melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi komunitas, misalnya dengan berbagi sumber daya, seperti bahan makanan kepada sesama anggota komunitas. Tak heran ada pepatah asli Afrika yang berbunyi ‘it takes a village to raise a child”, karena gotong-royong yang membuat mereka bisa bertahan dan bertumbuh bersama.

 

 

JEPANG: OMOTENASHI

Sumber: BFF Tokyo

Banyak yang beranggapan bahwa Jepang adalah salah satu negara yang paling sopan di dunia. Orang Jepang dikenal ramah dan suka menolong karena menganut prinsip atau tradisi yang bernama motenashi atau omotenashi. Landasan budaya Jepang ini didasarkan pada tradisi sadō (upacara minum teh) yang telah berusia berabad-abad. Selain hanya menyajikan dan menerima teh, salah satu tujuan utama upacara minum teh adalah agar tuan rumah memastikan setiap kebutuhan tamu terpenuhi tanpa mengharapkan imbalan apa pun dan agar para tamu dapat menikmati keramahtamahan tuan rumah dengan menunjukkan rasa terima kasih, hal ini menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling menghormati.

Omotenashi sering diartikan sebagai ‘keramahan, semangat melayani, atau berusaha memahami kebutuhan orang lain’. Jauh sebelum pandemi COVID-19, dan dikeluarkan aturan wajib memakai masker di tempat umum, orang Jepang justru sudah mengenakan masker untuk mencegah penyebaran flu. Contoh lain tradisi unik orang Jepang untuk menunjukkan perhatiannya adalah ketika kita ingin merenovasi atau membangun rumah. Orang Jepang sebagai tetangga kita akan memberikan sabun pencuci pakaian kepada pemilik rumah sebelum memulai konstruksi atau renovasi. Cara ini adalah sebuah isyarat bahwa mereka bersedia membantu membersihkan pakaian kita akibat debu selama proses pembangunan.

 

 

ITALIA: CAFFE SOSPESO

Sumber: Prima Bergamo

Caffè sospeso atau pending coffee adalah salah satu tradisi berbagi kebaikan orang Italia. Tradisi unik ini sudah berlangsung lebih dari 100 tahun dan dimulai di café-café kelas pekerja di Naples. Para pekerja yang mengalami hari baik atau mendapatkan keberuntungan di hari itu akan memesan dua gelas kopi namun hanya meminum segelas saja. Segelas lainnya diperuntukkan khusus orang-orang tidak mampu yang ingin menikmati segelas kopi untuk penghiburan. Tradisi ini adalah simbol perhatian dan kepedulian antar manusia yang kemudian dimanfaatkan oleh para pemilik café untuk meningkatkan penjualan.

 

IRAN: WALL OF KINDNESS

Sumber: The New Indian Express

Berawal dari gerakan sosial yang terinspirasi dari budaya Persia dan ucapan penyair terkenal, Rumi, yang menyoroti pentingnya berbuat baik, maka pada tahun 2015 didirikan sebuah dinding yang disebut Wall of Kindness atau dinding kebaikan di Masyhad, Iran. Dinding ini terbuat dari beton dan dicat dengan warna-warna cerah untuk menarik perhatian, yang berfungsi sebagai ruang untuk menampung apapun bentuk sumbangan dari masyarakat umum, seperti pakaian, barang, makanan atau apapun yang tidak lagi digunakan oleh si donatur.

Jika ada orang yang lewat dan membutuhkan sesuatu, mereka bisa mengambilnya secara gratis. Semakin kesini, jumlah tembok kebaikan pun semakin bertambah. Sayangnya, para tunawisma melihat fenomena ini sebagai simbol pengucilan terhadap mereka. Tembok-tembok ini seakan-akan menjadi batas-batas antara mereka dengan masyarakat luas. Di tengah segala kontroversinya, gerakan ini masih terus berjalan sampai saat ini.

 

 

FILIPINA: TULONG

Sumber: Amazonaws.com

Ada salah satu istilah yang dikenal orang Filipina tentang berbuat baik yang serupa dengan kata dalam Bahasa Indonesia yaitu tulong, yang artinya bisa berbagi makanan, uang, atau bahkan tempat tinggal. Meskipun ide awal tulong dimulai pada skala yang jauh lebih kecil yaitu anggota keluarga untuk saling membantu, kini tulong dilakukan dalam skala besar seperti membantu biaya pendidikan anak-anak kurang mampu atau membantu korban bencana alam.



Kurang dari dua bulan lagi sudah natal dan tahun baru nih. Sudah siapkan hadiah natal untuk kerabat, sahabat atau kolegamu? Tasty Snack bisa membantumu menyiapkan gift box untuk momen-momen spesial seperti ulang tahun, natal dan tahun baru. Kamu mau memilih sendiri snack-nya? Bisa. Atau kamu butuh bantuan kami untuk memilihkan snack-nya? Bisa juga. Kamu bisa langsung chat atau email kami di askus@tastysnack.id . See ya!